Hehe.... jujur aja, mungkin kata itu yang "pas", walo sebetulnya aku lebih suka memakai kata "malas", malas untuk belajar lagi, malas memulai hal yang benar-benar baru dan meninggalkan sesuatu yang "benar-benar lebih enak, lebih nyaman, lebih mudah".
Setia dengan MS Windows
Yah, begitulah awalnya, aku benar-benar mual kalo liat orang pake Linux, bahkan ngobrolin Linux pun aku udah malas. Tempatku bekerja pun ngedukung hal tersebut, aku manage lebih dari 50 Komputer dengan Sistem Operasi OEM Windows, semuanya bundled dengan hardware (disini HP minded). Tapi apa aku akan terus berkutat ditempat? Toh aku yang "setia" dengan produk-produknya Microsoft, udah nggak mungkin ngikutin lagi perkembangan ke depannya, hardware yang sekarang aku pelihara nggak mungkin begitu aja diupgrade, jadi dapat dipastikan software-software terbarunya Kang Billy (baca: Bill Gates) nggak bakalan kepake disini, kecuali aku mau dicomplain user karena waktu eksekusi lebih lambat. maklum, para teknisi Microsoft ada di "langit", mereka nggak peduli dengan user yang "pas-pas-an", they always talk about HIGH PERFORMACE SOFTWARES with HIGHER PERFORMANCE MACHINES required. ya iyalah, mereka sih dapet dukungan dari hardware vendors, jadi mereka bisa pake hardware setinggi-tingginya. (mungkin nggak nyadar kalo diluar sana, user harus selalu beli hardware yg "mumpuni").
Jadi inget, -mode kenangan on-, dulu jamannya kuliah pemrograman, aku ma temenku bikin simulasi antrian pake Turbo Pascal. nah, kejadiannya kebalikan dari para programmer Microsoft ini mah: saat develop, program berjalan mulus, simulasi terlihat lancar step-by-step-nya. Namun apa yang terjadi saat simulasi di-demonstrasi-kan di komputer dosen, simulasi tidak terlihat sama sekali, saat klik tombol "mulai", langsung tampil "selesai". Bukan karena program mengandung "bug" dan memerlukan "hot-fix" ataupun "update", tapi karena simulasi berjalan terlalu cepat sehingga tidak terlihat.
Silakan dibalik untuk kasus "The Heroes happen there" (baca: programmer Microsoft yang ngaku2 "HERO").
Mungkin kalo para HERO di ujung sana pernah merasakan pengalaman ini, mereka juga akan "sedikit" berpikir tentang speed bukan hanya style.
Selingkuh dengan Linux
Dimulai dari rasa iri karena rekan kerjaku udah mulai mendalami Linux, akupun memberanikan diri mengunduh (duh, susah banget menerima kata ini) Ubuntu 7.10 dari websitenya (www.ubuntu.org), dan inipun harus dilakukan beberapa hari (hari pertama, download sukses tapi file image cuman 140mb, error. Hari kedua, malah cuman 30mb, error juga), dan sukses di hari ketiga dengan bantuan Download Accelerator Plus dari www.speedbit.com.
Instalasi pertama kali tentu saja ada masalah, Ubuntu berjalan sangat lambat! dari trial and error, akhirnya diketahui apa penyebabnya, aku harusnya memilih "Start Ubuntu in safe graphics mode", dan instalasi pun berjalan lancar.
Akhirnya aku punya PC dengan OS Linux untuk pertama kali, dan tidak begitu sulit mengenali fungsi-fungsi utama dari The Real Hero (baca: Ubuntu/Linux)
Bahkan di hari kedua menggunakan Ubuntu, Skype sudah nongkrong di desktop. Dial up internet lewat HP/GPRS sudah bisa aku set sendiri. User root yang secara default tidak bisa logon, ini pun solved dalam hari kedua.
Bukan sombong, tapi aku cuman mau ngasih gambaran aja, selama ini aku takut untuk memulai Linux, dan ternyata Linux itu tidak sesulit yang kuduga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar